Selasa, 12 Juni 2012

TUGAS SUSULAN MAHASISWA STIT

ASSALAMU'ALAIKUM WR.WB
BAGI MAHASISWA STIT YANG BELUM MENYELESAIKAN TUGAS BAIK UTS, UAS ATAUPUN MAKALAH (HADITS I) BISA LIHAT SOALNYA DI BAWAH INI.

UTS
1.     Sebutkan hubungan Iman, Islam,  Ihsan dan hari Kiamat, tulislah dalil yang berkenaan dengan hal tersebut !
2.     Ada tujuh macam dosa besar yang di larang oleh Allah dan Rasulnya, sebutkan ketujuh dosa besar tersebut disertai dengan hadits yang terkait !
3.     Bagaimana realisasi Iman dalam kehidupan sosial, sebutkan hadits yang terkait !
4.     Konsep ikhlas beramal dalam Islam itu seperti apa ?
5.     Kejujuran dalam kehidupan merupakan kunci kesuksesan, sebutkan dan jelaskan Urgensi kejujuran dalam islam merujuk pada hadits Rasulullah !

UAS
1.     Mengapa Islam melarang korupsi dan kolusi, sebutkan haditsnya !
2.     Jelaskan tanggungjawab kepemimpinan terkait dengan hadits kullukum ra’in …………. Ila akhirihi!
3.     Bagaimana Islam mengatur tata pergaulan bagi umatnya (hablum minallah, hablum minannas, dan hablum minal ‘alam) !
4.     Tulislah hadits yang berkenaan dengan meringankan penderitaan dan beban orang lain !
5.     Bagaimana penelitian Rasulullah terhadap sya’ir, jelaskan disertai dengan hadits terkait  !

Tugas (Membuat Makalah) PILIH SALAH SATUNYA TAPI TIDAK BOLEH MEMILIH JUDUL YANG SAMA, REFERENSI MINIMAL 5 BUKU 10 HALAMAN
1.     Larangan Menimbun dan Monopoli
2.     Peduli Ligkungan
3.     Etos Kerja

Rabu, 18 April 2012

MOTIVASI DAN BELAJAR SISWA


MOTIVASI dan BELAJAR SISWA[1]
Oleh : Wardatul Ilmiah, S.Pd.I
A.    PENDAHULUAN
Belajar merupakan sarana pembentuk kepribadian dan pembekalan ilmu pengetahuan sesuai dengan core manusia. Suasana pembelajaran yang kondusif akan meningkatkan kreatifitas dan motivasi yang besar dalam diri siswa. Motivasi dalam proses belajar mengajar merupakan suatu hal penting untuk mendorong siswa mempelajari sesuatu yang belum di ketahuinya. Semakin besar motivasi yang tertanam dalam hatinya, maka akan semakin besar pula rasa ingin tahu pada diri anak tersebut.
Motivasi bisa di peroleh dari dalam diri anak tersebut (motivasi intrinsik) dan juga bisa di peroleh dari luar dirinya atau lingkungannya (motivasi ekstrinsik). Dalam makalah ini penulis mencoba menguraikan bagaimana hakikat motivasi dan belajar siswa, yang melipiti pengertian motivasi, definisi motivasi dalam perspektif psikologi (behavioral, humanistis, kognitif, dan social), apa sajakah tujuan dan fungsi motivasi, jenis-jenis motivasi dan bagaimana peranan motivasi dalam belajar, serta Bagaimana arti penting belajar, apa sajakan jenis-jenis belajar, apa sajakan factor-faktor yang mempengaruhi belajar dan bagaimana cara belajar yang baik.
Pembahasan motivasi dan belajar siswa dalam makalah ini, penulis berharap para pembaca mampu mendefinisikan motivasi dan membandingkan perspektif behavioral, humanistis, kognitif, dan social dalam memandang motivasi, bagaimana tujuan dan fungsi motivasi, jenis-jenis motivasi, dan begaimana peranan motivasi dalam belajar. Serta Bagaimana arti penting belajar, apa sajakan jenis-jenis belajar, apa sajakan factor-faktor yang mempengaruhi belajar dan bagaimana cara belajar yang baik.

B.     MOTIVASI dan BELAJAR SISWA
1.      Hakikat Motivasi
a.       Pengertian Motivasi[2]
Sebelum membahas lebih jauh tentang motivasi, lebih baik kita pertegas terlebih dahulu perbedaan motif[3] dengan motivasi[4], karena kedua istilah itu memiliki kemiripan makna tapi hakikatnya berbeda. Motif menunjukkan suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang yang menyebebkan orang tersebut mau bertindak melakukan sesuatu. Utsman Najati mendefinisikan motif sebagai kekuatan penggerak yang membangkitkan aktivitas pada mahluk hidup. Motif melahirkan perilaku dan mengantarkan mahluk hidup pada suatu tujuan atau tujuan-tujuan tertentu.[5] Sedangkan motivasi adalah “pendorongan” suatu usaha yang di sadari untuk mempengaruhi tingkahlaku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak malakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.[6] Santrok mendefinisikan motivasi sebagai suatu proses yang memberi semangat, arah dan kegigihan perilaku. Dalam artian perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energy, terarah dan bertahan lama.[7] Menurut MC Donal, motivasi[8] adalah perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan[9]. Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat di rangsang oleh factor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang.
Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat di katakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi belajar merupakan faktor psiskis yang bersifat non intelektual. Perannya yang khas dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi yang kuat, akan mempunyai banyak energy untuk melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar akan optimal apabila ada motivasi yang tepat. Disinilah guru berperan untuk membangkitkan motivasi dalam diri anak sehingga proses belajar mengajar sarat makna dan penuh motivasi yang akan menuju kepada ketercapaian tujuan pembelajaran yang di harapkan.
Ada tiga komponen utama dalam motivasi, yaitu: kebutuhan, dorongan dan tujuan. Kebutuhan dalam taksonomi maslow menjelaskan ada lima komponen kebutuhan dalam diri manusia, yaitu :
1.      Kebutuhan fisiologis
2.      Kebutuhan akan perasaan aman
3.      Kebutuhan social
4.      Kebutuhan akan penghargaan diri, dan
5.      Kebutuhan untuk aktualisasi diri.[10]
Jadi yang dimaksud dengan motivasi adalah usaha seseorang (baca:guru) yang dilakukan secara sadar untuk mempengaruhi dan menumbuhkan daya gerak seseorang lainnya (baca:siswa) untuk melakukan sesuatu sehingga memperoleh tujuan yang diinginkan. Motivasi merupakan pendorong bagi perbuatan seseorng, ia menyangkut sol mengapa seseorang berbuat demikian dan apa tujuannya sehingga ia berbuat demikian. Dari definisi motivasi di atas dapatah di tarik sebuah kesimpulan besar bahwasanya dalam motivasi terdapat tiga komponen pokok, yakni menggerakkan (menimbulkan kekuatan pada individu), mengarahkan (menyalurkan tingkah laku) dan menopang tingkah laku tersebut.
b.      Motivasi dalam Perspektif Psikologi
Dalam perspektif psikologi ada beberapa pendekatan dalam menjelaskan motivasi, yakni definisi motivasi dalam perspektif behavioral, humanistis, kognitif dan social[11]. Dalam perspektif behavioral motivasi di tekankan pada imbalan[12] dan hukuman sebagai kunci dalam menentukan motivasi peserta didik. Dalam perspektif humanistis, motivasi menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih nasib mereka, dan kualitas positif. Motivasi perspektif humanistis berkaitan erat dengan pandangan baraham maslow, bahwa kebutuhan dasar tertentu harus di puaskan terlebih dahulu sebelum memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi.
Menurut perspektif kognitif, pemikiran peserta didik akan memandu motivasi mereka, inilah yang kemudian di sebut dengan motivasi intrinsik yang mana motivasi timbul dari dalam dirinya sendiri yang berpusat dari pikiran mereka sendiri, bukan berasal dari stimulus yang berada di luar dirinya. Sedangkan dalam perspektif social manusia juga bisa termotivasi untuk mengaktualisasikan dirinya, kebutuhan akan afiliasi atau ketrhubungan dengan orang dis ekelilingnya akan menimbulkan motivasi untuk mengaktualisasikan dirinya sebagai eksistensinya di tengah-tengah masyarakat.
c.       Tujuan dan Fungsi Motivasi
Secara umum motivasi bertujuan untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa pentingnya motivasi belajar adalah sebagai berikut :
1.      Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir.[13]
2.      Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya
3.      Mengarahkan kegiatan belajar, sebagai ilustrasi, setelah ia ketahui bahwa dirinya belum belajar secara serius, terbukti banyak bersenda gurau misalnya, maka ia akan mengubah perilaku belajarnya.
4.      Membesarkan semangat belajar, sebagai ilustrasi, jika ia telah menghabiskan dana belajar dan masih ada adik yang di biayai orangtua, maka ia berusaha agar cepat lulus.
5.      Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja yang bersinambungan ; individu dilatih untuk menggunakan kekuatannya sedemikian rupa, sehingga dapat berhasil.[14]

Adapun manfaat motivasi bagi pendidik antara lain sebagai berikut :

1.      Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswauntuk belajar sampai berhasil. Membangkitkan, bila siswa tidak bersemangat, meningkatkan, bila semangat belajarnya timbul tenggelam, memelihara bila semangatnya telah kuat untuk mencapai tujuan belajar.[15]
2.      Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa di kelas bermacam-ragam, dengan demikian guru bisa mensiasati metode dan media yang digunakan dalam proses belajar mengajar.
3.      Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu di antara bermacam-macam peran, seperti sebagai penasehat, fasilitator, instruktur, teman diskusi, penyemangat, pemberi hadiah, atau pendidik.
4.      Memberi peluang guru untuk ‘unjuk kerja’[16] rekayasa pedagogis.[17]

d.      Jenis Motivasi
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa motivasi merupakan pendoronga atu penggerak dari sebuah motif yang ada pada diri manusia, maka dalam pasal ini akan mengklasifikasikan motivasi berdasarkan pada reaksi seseorang terhadap stimulus yang datang, berdasarkan pada asal-usul tingkahlaku, berdasarkan tingkat kesadaran orang bertingkahlaku. Dalam pasal ini penulis akan memaparkan jenis motivasi yang memang sudah familiar, diantaranya (1)motivasi primer dan sekunder, (2)motivasi intrinsic dan ekstrinsik, (3)motivasi tunggal dan bergabung, (4)motivasi mendekat dan menjauh, (5)motivasi sadar dan tak sadar, dan (6)motivasi biogenetic, sosiognetis, dan motivasi theogenetis.
1.      Motivasi Primer dan Motivasi Sekunder.
Motivasi primer adalah motivasi yang di dasarkan pada motif-motif dasar (biologis atau jasmani manusia). Motivasi ini tergantung pada keadaan organic individu. Yang termasuk pada motivasi primer adalah lapar, haus, seks, bernafas, istirahat.[18]Sedangkan Motivasi sekunder[19] adalah motivasi yang di pelajari. Sebagai ilustrasi dari motivasi sekunder adalah apabila seseorang merasa lapar, maka ia akan tertarik pada makanan tanpa belajar. Untuk memperoleh makanan tersebut seseorang haruslah bekerja. Dan agar seseorang dapat bekerja dengan baik maka ia harus belajar bekerja, itulah motivasi sekunder. [20]
Perilaku motivasi sekunder terpengaruh oleh adanya sikap. Sikap adalah suatu motif yang di pelajari. Ciri-ciri sikap yaitu : (1) merupakan kecenderungan berfikir, merasa, kemudian bertindak (2) memiliki daya dorong bertindak (3) relative bersifat tetap (4) berkecenderungan melakukan penelitian (5) dapat timbul dari pengalaman, dan dapat di pelajari atau berubah. Ada dua ciri pokok yang membedakan apakah suatu motif tergolong pada motivasi primer ataukah motivasi sekunder. Motivasi primer tergantung pada fisiologis manusia, sedangkan sekunder tidak berhubungan dengan keadaan fisiologis manusia. Motivasi primer tudak bergantung pada pengalaman seseorang, sedangkan sekunder sangat bergantung pada pengalaman seseorang.
2.      Motivasi Intrinsic dan Motivasi Ekstrinsik
Motivasi seseorang dapat dipengaruhi dalam diri seseorang tersebut juga bisa di pengaruhi dengan luar dirinya, yang lazim di sebut dengan motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik[21] merupakan motifasi/dorongan yang berasal dari dalam diri seseorang tersebut.[22] Sedangkan motivasi ekstrinsik[23] adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan),[24] atau dapat uga dikatakan motivasi yang berfungsi karena adanya rangsangan dari luar. Pemberian motivasi yang tepat akan mempengaruhi prestasi anak, banyak bakat anak yang tidak berkembang karena tidak di perolehnya motivasi yang tepat. Jika seseorang mendapatkan motivasi yang tepat, maka lepaslah tenaga yang luar biasa, sehingga tercapai hasil-hasil yang semula tidak terduga.[25]
3.      Motivasi Tunggal dan Bergabung
Yakni motivasi yang timbul berdasarkan banyaknya motif yang bekerja di belakang tingkahlaku manusia. Perhatikan contih berikut: apabila seseorang menjadi anggota Suatu perkumpulan atau organisasi, motifnya bisanya bergabung. Ia mungkin ingin belajar sesuatu yang baru bersama-sama anggota perkumpulan tersebut. Selain itu ingin melatih kemampuan berorganisasi; atau ingin mengenal dari dekat beberapa anggota kelompok; atau ingin memperluas relasi guna kelancaran pekerjaan kantornya, dan lain-lain.
4.      Motivasi Mendekat dan Motivasi Menjauh
Pengklasifikasian motivasi ini berdasarkan pada reaksi organisme terhadap stimulus yang datang. Stimulus yang membuat respons mendekat di sebut dengan stimulus positif, sedangkan sebaliknya disebut dengan stimulus negative. Sebagai contoh bisa disebitkan tentang motif lapar. Motif lapar tergolong pada motivasi sekunder, karena tidak memerlukan pengalaman dan di pelajari. Orang yang dalam keadaan lapar, maka akan di beri stimulus berupa makanan, maka akan dengan spontan akan melahap makanan tersebut (motivasi mendekat), namun sebaliknya ketika makanan tersebut akan mengambuhkan penyakit respons maka stimulus tersebut justru akan menjauhkan motivasi untuk memakan nakanan tersebut (motivasi menjauh).
Berdasarkan pemaparan di atas, dapatlah disimpulkan bahwa motivasi mendekat dan menjauh dapat di gabung dengan motivasi primer dan sekunder. Berdasarkan penggabungan ini, terjadilah empat macam motivasi baru, yakni motivasi primer mendekat, motivasi primer menjauh, motivasi sekunder mendekat dan motivasi sekunder menjauh.[26] 
5.      Motivasi Sadar dan Tak Sadar
Penglasifikasian ini berdasarkan pada tingkat kesadaran manusia terhadap motif yang melatarbelakangi tingkahlakunya. Apabila ada seseorang melakukan sesuatu tapi ia tidak tahu alasan melakukan hal tersebut, maka itu di sebut dengan motivasi tak sadar. Sedangkan sebaliknya apabila ada seseorang melakukan sesuatu dan ia paham betul mengapa ia melakukan hal demikian maka itu di sebut dengan motivasi sadar.
6.      Motivasi Biogenetis, Sosiogenetis dan Teogenetis
Pengklsifikasian ini berdasarkan sudut asalnya. Motivasi dalam diri manusia dapat di golongkan pada biogenetis dan sosiogenetis, yaitu motivasi yang berkembang berasal dari organismenya sebagai mahluk biologis, dan motif-motif yang berasal dari lingkungan kebudayaannya. Ada pula motiasi Teogenetis, yakni otivasi yang berdasarkan interaksi antara manusia dengan Tuhannya.
e.       Motivasi dalam Belajar
Dalam proses belajar mengajar, munculnya motivasi dalam setiap siswa akan sangat mempengaruhi efektifitas dan kreatifitas para peserta didik dalam belajarnya. Peserta didik yang tidak memiliki motivasi tidak akan berusaha keras untuk belajar. Sedangkan peserta didik yang memiliki motivasi yang tinggi akan senang ke sekolah dan menyerap proses belajar. Adapun  Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar adalah :
1.      Cita-cita atau aspirasi siswa
2.      Kemampuan siswa
3.      Kondisi siswa
4.      Kondisi lingkungan siswa
5.      Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
6.      Upaya guru dalam membelajarkan siswa

Selain unsur-unsur motivasi yang di paparkan di atas, ada pula Upaya yang bisa di lakukan olen pendidik dalam  meningkatkan motivasi belajar, di antaranya :
1.      Optimalisasi penerapan prinsip belajar
2.      Optimalisasi unsur dinamis belajar dan pembelajaran
3.      Optimalisasi pemanfaatan pengalaman dan kemampuan siswa
4.      Pengembangan cita-cita dan aspirasi belajar
Upaya kongkrit yang bisa diterapkan oleh guru dalam membangkitkan motivasi peserta didiknya adalah dengan menciptakan lingkungan yang mendorong persaingan atau kompetnsi yang sehat, menanamkan dalam dirinya rasa puas terhadap hasil atau prestasi yang ia dapatkan, seberapapun hasilnya. Membiasakan anak mendiskusikan suatu pendapat atau cita-cita mereka masing-masing. Tunjukkan kepada mereka contoh kongkrit sehari-hari dalam masyarakat bahwa dapat tercapai atau tidaknya suatu tujuan yang di inginkan tergantung motivasi yang mendorongnya untuk mencapai tujuan tersebut.
Pada umumnya motivasi intrinsik lebih berpengaruh daripada motivasi ekstrinsik, karena dorongan dalam diri akan lebih berpengaruh menggerakkan hatinya dan memotivasi raganya untuk melakukan sesuatu daripada motivasi ekstrinsik, maka dari itu bangunlah motivasi intrinsik dalam diri peserta didik, jangan menciptakan Susana yang mempengaruhi peserta didik melakukan sesuatu hanya karena takut dimarahi, atau takut nilainya kecil atau takut tidak lulus.
Motivasi dapat mempengaruhi proses belajar mengajar dengan baik, dan di antara factor yang mempengaruhi belajar mengajar adalah:
1.      Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa, meliputi aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) dan aspek psikologis (yang bersifat rohaniah ; intelegensi siswa, sikap, bakat, minat dan motivasi siwa).
2.      Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa, yang meliputi faktor lingkungan social dan faktor lingkungan nonsosial.
3.      Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang di gunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pembelajaran.[27]

2.      Hakikat Belajar Siswa
a.       Arti Penting Belajar
Belajar[28] merupakan key term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam belajar. Dalam terminology islam belajar merupakan kewajiban bagi setiap muslim dalam ragka memperoleh ilmu pengetahuan sehingga derajat kehidupannya meningkat[29] sesuai dengan firman-nya yang artinya :. Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Mujadalah : 11).
b.      Jenis-Jenis Belajar
1.      Belajar Abstrak, merupakan cara belajar menggunakan cara berfikir abstrak yang bertujuan untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan masalah yang tidak nyata, dalam hal ini kekuatan akal sangat berperan penting di samping penguasaan prinsip, konsep dan generalilasi, seperti matematika, kimia, astronomi, tauhid.
2.      Belajar Keterampilan, yakni belajar dengan menggunakan gerakan-gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot neuromuscular, yang bertujuan untuk memperoleh dan menguasai keterampilan jasmaniah tertentu.
3.      Belajar Social, pada hakikatnya belajar memahami masalah-masalah teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut yang bertujuan untuk menguasai pemahamandan kecakapan dalam memecahkan masalah-masalah social seperti masalah keluarga persahabatan, kemasyarakatan.
4.      Belajar Pemecahan Masalah merupakan pembelajaran yang menggunakan metode-metode ilmiah atau berfikir secara sistematis, logis, teratur, dan teliti yang bertujuan untukmemperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas dan tuntas.
5.      Belajar Rasional merupakan belajar dengan menggunakan kemampuan berfikir secara logis dan rasional (sesuai dengan akal sehat), yang bertujuan untuk memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan konsep-konsep, model pembelajaran ini erat kaitannya dengan model pemecahan masalah. Dengan belajar rasional siswa di harapkan memiliki kemampuan rational problem solving, yaitu kemampuan memecahkan masalah dengan menggunakan pertimbangan dan strategi akal sehat, logis dan sistematis.
6.      Belajar Kebiasaan, adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Belajar kebiasaan selain menggunakan perintah, suri teladan dan pengalaman khusus, juga menggunakan hukuman dan ganjaran. Tujuannya agar siswa memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat positif dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu (kontekstual).
7.      Belajar Apresiasi, adalah belajar mempertimbangkan (judgment) arti penting atau nilai suatu objek. Tujunnya agara siswa memperoleh dan mengembangkan kecakapan ranah rasa (affective skills) yang dalam hal ini kemampuan menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu misalnya apresiasi sastra, music dan sebagainya.
8.      Belajar Pengetahuan, dengan cara melakukan penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu. Studi ini juga dapat di artikan sebagai sebuah program belajar terencana untuk menguasai materi pelajaran dengan melibatkan kegiatan investigasi dan eksperimen. Tujuannya adalah agar siswa memperoleh atau menambah informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu yang biasanya lebih rumit dan memerlukan kiat khusus dalam mempelajarinya, misalnya dengan menggunakan alat-alat laboraturium dan penelitian lapangan.[30]

c.       Factor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
1.      Factor  Internal Siswa
Yakni keadaan jasmani dan rohani siswa, yang meliputi dua aspek yakni aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniyah) dan aspek psikologis (yang bersifat rohaniyah, meliputi intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa.
2.      Factor Eksternal Siswa, yang meliputi factor lingkungan social (seperti lingkungan sekolah, masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan). dan factor lingkungan nonsosial (meliputi gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang di gunakan siswa.
3.      Factor Pendekatan Belajar[31]
Tabel Factor Yang Mempengaruhi Belajar[32]
RAGAM FACTOR DAN ELEMENNYA
Internal siswa
Eksternal siswa
Pendekatan belajar siswa
1.      Aspek fisiologis
Ø  Tonus jasmani
Ø  Mata dan Telinga
2.      Aspek psikologis
Ø  Intelegensi
Ø  Sikap
Ø  Minat
Ø  Bakat
Ø  Motivasi
1.       Lingkungan social
Ø  Keluarga
Ø  Guru dan staff
Ø  Masyarakat
Ø  Teman
2.      Lingkungan nonsosial
Ø  Rumah
Ø  Sekolah
Ø  Peralatan
Ø  Alam
1.      Pendekatan Tinggi
Ø  Speculative[33]
Ø  Achieving[34]
2.      Pendekatan Sedang
Ø  Analitical
Ø  Deep
3.      Pendekatan Rendah
Ø  Reproductive[35]
Ø  Surface[36]

d.      Cara-Cara Belajar yang Baik
Sebenarnya cara yang baik untuk belajar dapat dirasakan sesuai dengan tingkat dan kondisi siswa yang bersangkutan. Penulis mencoba mengemukakan pendapat yang dikemukakan oleh ahli bagaimana cara belajar yang baik. Secara psikologis yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto yang ia kutip dari Crow dan Crow menerangkan cara belajar yang baik itu dengan :
1.      Adanya tugas-tugas yang jelas dan tegas
2.      Belajarlah membaca dengan baik
3.      Gunakan metode keseluruhan dan metode bagian dimana di perlukan
4.      Pelajari dan kuasailah bagian-bagian yang sukar dari bahan yang di pelajari
5.      Buatlah outline dan catatan-catatan pada waktu belajar
6.      Kerjakan atau jawablah pertanyaan-pertanyaan
7.      Hubungkan bahan-bahan baru dengan bahan lama
8.      Gunakan bermacam-macam sumber dalam belajar
9.      Pelajari baik-baik table, peta, grafik, gambar, dsb.
10.  Buatlah rangkuman (summary) dan review. [37]

Saran saran untuk membiasakan belajar yang efisien
1.      Miliki tujuan belajar yang pasti
2.      Usahakan adanya temat belajar yang memadai
3.      Jaga kondisi fisik, jangan sampai mengganggu konsentrasi dan dan keaktifan mental
4.      Rencanakan dan ikutilah jadwal waktu untuk belajar
5.      Selingilah belajar dengan waktu-waktu istirahat yang teratur
6.      Carilah kalimat-kalimat topic atau inti pengertian dari tiap paragraf
7.      Selama belajar gunakan metode pengulangan dalam hati (silent recitation)
8.      Lakukan metode keseluruhan (whole method) bilamana mungkin
9.      Usahakan agar dapat membaca cepat tetapi cermat
10.  Buatlah catatan-catatan atau rangkuman yang tersusun rapi
11.  Adakan penilaian terhadap kesulitan bahan untuk di pelajari lebih lanjut
12.  Susunlah dan buatlah pertanyaan-pertanyaan yang tepat, dan usahakan/cobalah untuk menemukan jawabannya
13.  Pusatkan perhatian dengan sungguh-sungguh pada waktu belajar
14.  Pelajari dengan teliti table-tabel, grafik-grafik, dan bahan ilustrasi lainnya
15.  Biasakanlah membuat rangkuman dan kesimpulan
16.  Buatlah kepastian untuk melengkapi tugas-tugas belajar itu
17.  Pelajari baik-baik pernyataan (statemen) yang di kemukakan oleh pengarang, dan tentanglah jika diragukan kebenarannya
18.  Telitilah pendapat beberapa pengarang
19.  Belajarlah menggunkan kamus dengan sebaik-baiknya
20.  Analisislah kebiasaan belajar yang dilakukan, dan cobalah untuk memperbaiki kelemahan-kelemahannya.[38]

C.    KESIMPULAN dan PENUTUP
Dari pemaparan di atas, dapatlah di ambil sebuah kesimpulan bahwasanya motivasi merupakan pendorong gerak seseorang (motif) untuk melakukan sesuatu da atau melatar belakangi tingkahlaku seseorang untuk mencapai tujuan yang ia harapkan dan atau untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam perspektif psikologi motivasi dapat ditinjau dari perspektif behavioral, humanistis, kognitif dan social.
Tujuan dari motivasi itu sendiri beragam, baik dari segi tujuan motivasi bagi pendidik, maupun peserta didik dalam proses belajar mengajar, akan tetapi secara umum tujuan dari motivasi itu sendiri adalah menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu.
Berdasarkan pada reaksi seseorang terhadap stimulus yang datang, berdasarkan pada asal-usul tingkahlaku, berdasarkan tingkat kesadaran orang bertingkahlaku, maka motivasi di bedakan ke dalam enam jenis, yakni (1)motivasi primer dan sekunder, (2)motivasi intrinsic dan ekstrinsik, (3)motivasi tunggal dan bergabung, (4)motivasi mendekat dan menjauh, (5)motivasi sadar dan tak sadar, dan (6)motivasi biogenetic, sosiognetis, dan motivasi theogenetis.
Dalam proses belajar mengajar motivasi sangat berperan penting, terutama motivasi intrinsic, karena motivasi yang kuat akan mengantarkan peserta didik pada keberhasilan dan tercapainya tujuan pembelajaran. Pemberian motivasi yang tepat akan mempengaruhi prestasi anak, banyak bakat anak yang tidak berkembang karena tidak di perolehnya motivasi yang tepat. Jika seseorang mendapatkan motivasi yang tepat, maka lepaslah tenaga yang luar biasa, sehingga tercapai hasil-hasil yang semula tidak terduga.
Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkahlaku, dan perubahan tersebut terjadi melalui latihan atau pengalaman, yang mana perubahan tersebut bersifat relative menetap, dan perubahan (tingkahlaku) yang terjadi menyangkut berbagai aspek kepribadian baik fisik Maupun psikis; seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah/berfikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, atau pun sikap. Ada beberapa jenis belajar, diantaranya: belajar abstrak, belajar keterampilan, belajar social, belajar pemecahan masalah, belajar rasional, belajar kebiasaan, belajar apresiasi dan belajar Pengetahuan.
Ada tiga factor utama yang mempengaruhi belajar siswa, yakni : Pertama Factor  Internal Siswa, Yakni keadaan jasmani dan rohani siswa, yang meliputi dua aspek yakni aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniyah) dan aspek psikologis (yang bersifat rohaniyah, meliputi intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa. Kedua Factor Eksternal Siswa, yang meliputi factor lingkungan social (seperti lingkungan sekolah, masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan). dan factor lingkungan nonsosial (meliputi gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang di gunakan siswa, dam ketiga Factor Pendekatan Belajar.
Cara belajar yang baik adalah dengan cara : (1) Adanya tugas-tugas yang jelas dan tegas, (2) Belajarlah membaca dengan baik, (3) Gunakan metode keseluruhan dan metode bagian dimana di perlukan, (4) Pelajari dan kuasailah bagian-bagian yang sukar dari bahan yang di pelajari, (5) Buatlah outline dan catatan-catatan pada waktu belajar, (6) Kerjakan atau jawablah pertanyaan-pertanyaan, (7) Kerjakan atau jawablah pertanyaan-pertanyaan, (8) Hubungkan bahan-bahan baru dengan bahan lama, (9) Gunakan bermacam-macam sumber dalam belajar, (10) Pelajari baik-baik table, peta, grafik, gambar, dsb, (11) Buatlah rangkuman (summary) dan review.
Demikian makalah ini penulis buat dengan harapan dapat bermanfat dan memberikan kontribusi nyata dalam dunia pendidikan. Penulis sadar makalah ini jauh dari kata sempurna, maka saran dan masukan yang membangun demi terwujudnya karya tulis yang lebih baik sangat kami harapkan.

DAFTAR PUSTAKA
A.M, Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, cet ke 19, 2011.
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta, 2009.
Najati, Muhammad Utsman, Psikologi  dalam Al-Qur’an (Terapi Qur’ani dalam Penyembuhan Gangguan Kejiwaan), Bandung : Pustaka Setia, cet ke 1, 2005.
Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, cet ke XXIV, 2010.
Santrock, John W, Psikologi Pendidikan (Terj), Jakarta : Kencana, cet ke 1, 2007.
Sobur, Alex, Psikologi Umum, Bandung : Pustaka Setia, cet ke 1, 2003.
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, cet ke XII, 2006.
Wibowo, Hari, Pengantar Teori-Teori Belajar dan Model-Model Pembelajaran, Dinas Pendidikan Propinsi Banten, cet 1, Tanpa Tahun Terbit
Witherington, H.C. et. all, Teknik-Teknik Belajar dan Mengajar, Bandung : Jemmars, cet ke 3, 1986.


[1] Makalah di presentasikan pada perkuliahan Pasca Sarjana jurusan Pendidikan Agama Islam pada hari Jum’at, tanggal 13-04-2012, Institut Agama Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Serang Banten. Dapat di lihat di http://muhamadhaqqiannazili.blogspot.com/
[2] Untuk memperjelas pengertian motif dan motivasi, perhatikanlah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini :
ü  Motif apakah yang mendorong seorang tukang becak mau menarik becanya sampai larut malam?
ü  Motif apakah yang menyebabkan haqqi selalu belajar sampai larut malam ?
ü  Bagaimanakan seorang guru memberikan Motivasi kepada para siswanya agar mereka merasa senang membersihkan ruang kelasnya setiap hari ?
ü  Apakah dengan memberikan hadiah dapat Memotivasi anak untuk belajar lebih baik lagi ?
[3] Secara etimologis, motif atau dalam bahasa inggris motive, berasal dari kata motion, yang berarti ‘gerakan’ atau sesuatu yang bergerak, yakni gerakan yang dilakukan oleh manusia, atau di sebut juga perbuatan atau tingkahlaku. (lihat: Alex Sobur, Psikologi Umum, Bandung : Pustaka Setia, cet ke 1, 2003,h.268)
[4] Motivasi bisa dikatakan sesuatu yang bisa membangkitkan motif, membangkitkan daya gerak, atau menggerakkkan seseorang atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu dalam rangka mencapai suatu kepuasan atau tujuan.
[5] Muhammad Utsman Najati, Psikologi  dalam Al-Qur’an (Terapi Qur’ani Dalam Penyembuhan Gangguan Kejiwaan), Bandung : Pustaka Setia, cet ke 1, 2005, h. 23.
[6] Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, cet ke XXIV, 2010, h.71.
[7] John W Santrock, Psikologi Pendidikan (Terj), Jakarta : Kencana, cet ke 1, 2007. h. 510.
[8] Motivasi dapat juga berkaitan dengan minat. Minat dapat di artikan suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri, atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keingin-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu, apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apan yang di lihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri.
[9] Sardiman A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, cet ke 19, 2011, h. 73.
[10]  Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta, 2009, h. 81.
[11]  Santrock, Op.Cit., hh.511-513.
[12] Imbalan yang diberikan oleh guru bisa berupa nilai, penghargaan, atau memamerkan setiap prestasi yang di peroleh para peserta didiknya, atau memberikan pujian atas prestasi yang telah di capai oleh setiap peserta didiknya.
[13] Misalnya setelah seorang siswa membaca suatu bab buku bacaan, dibandingkan dengan temannya sekelas yang juga membaca bab tersebut, ia kurang berhasil menangkap isi, maka is terdorong membaca lagi.
[14]  Dimyati, Op. Cit., h. 85
[15] Dalam hal ini, hadiah, pujian, dorongan atau pemicu semangat dapat di gunakan untuk mengobarkan semangat belajar.
[16] Tugas guru adalah membuat semua siswa belajar sampai berhasil, tantangan profesionalnya justru terletak pada ‘mengubah’ siswayang tidak berminat menjadi semangat belajar, ‘mengubah’ siswa cerdas yang tidak acuh tak acuh menjadi bersemangat belajar.
[17] Dimyati, Op. Cit., hh. 85-86.
[18] Alex Sobur, Op.Cit., h. 294.
[19] Motivasi social atau motivasi sekunder memegang peranan penting bagi kehidupan manusia, para ahli membagi motivasi sekunder menurut pandangan yang berbeda-beda. Thomas dan Znaniecki menglompokkan motivasi sekunder kepada keinginan-keinginan untuk memperoleh pengalaman baru, untuk mendapat respons, memperoleh pengakuan, dan memperoleh rasa aman. Lain halnya dengan maslow yang menggolongkannya menjadi kebutuhan-kebutuhan untuk memperoleh rasa aman, memperoleh kasih saying dan kebersamaan, memperoleh penghargaan, dan pemenuhan diri atau aktualisasi diri.
[20]  Dimyati, Op.Cit., h. 88.
[21]  Motivasi intrinsic dapat berfungsi tanpa harus di rangsang dari luar.
[22] Motivasi selalu memberikan dorongan dan member energy pada tingkahlaku. Misalnya seorang siswa telah menamatkan membaca satu buku bacaan, maka ia akan termotivasi untuk membaca buku lainnya. Dalam hal ini, motivasi intrinsik telah mengarah pada timbulnya mtivasi berprestasi. Menurut manoks, motivasi berprestasi telah muncul pada saat anak usia balita : hal ini berarti motivasi intrinsik perlu di perhatikan oleh guru sejak TK, SD dan SLTP. (Lihat: Dimyati h. 91).
[23] Motivasi ekstrinsik sering di pengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman.
[24] Santrok, Op.Cit., h. 514.
[25] Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,  cet ke XXIV, 2010, h.6.
[26] Alex sobur, Op.Cit., h. 297.
[27] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, cet ke XII, 2006, hh. 132-140.
[28] Banyak pengertian belajar yang di kemukakan oleh para ahli, diantaranya :
1.       Hilgard dan Bower dalam bukunya Theories of Learning (1975) mengemukakan belajar berhubungan dengan perubahan tingkahlaku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang di sebabkan oleh pengalamnanya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkahlaku tersebut tidak dapat di jelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya).
2.       Gagne dalam buku the Conditions of Learning (1977) menyatkan bahwa belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah iamengalami situasi tadi.
3.       Morgan dalam bukunya Introduction to Psychology (1978) mengemukakan belajar adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkahlaku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
4.       Witherington dalam bukunya Educational Psychology mengemukakan belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribaian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian.
5.       Dari definisi yang dikemukan oleh para ahli maka belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkahlaku, dan perubahan tersebut terjadi melalui latihan atau pengalaman, yang mana perubahan tersebut bersifat relative menetap, dan perubahan (tingkahlaku) yang terjadi menyangkut berbagai aspek kepribadian baik fisik maupun psikis; seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah/berfikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, atau pun sikap. (lihat Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, h 84.).
[29] Muhibbin  Syah, Op.Cit, hh 94-95.
[30] Muhibbin  Syah, Op.Cit, hh 122-124.
[31]Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. (lihat Eka, Pendekatan, Strategi, Metode Pembelajaran dalam http://ekacrudhgeograf.blogspot.com/2011/07/pendekatanstrategimetode-pembelajaran.html)
[32] Muhibbin  Syah, Op.Cit, hh 139.
[33] Berdasarkan pemikiran yang mendalam
[34] pencapaian prestasi tinggi
[35] Bersikap menghasilkan kembali fakta dan informasi
[36] permukaan/bersifat lahiriah
[37] Ngalim Purwanto, Op. Cit, hh. 116-120.
[38] Ngalim Purwanto, Op. Cit, h.120.